Karenadi balik kisah-kisah tersebut tersimpan pelajaran-pelajaran berharga dan kisah-kisah tersebut-pada hakikatnya-adalah harta simpanan yang para nabi allah. Kisah, 2020. Rhifas Cholter. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. Indahnya ajaran Islam dapat kita buktikan dengan cara sederhana. Misalnya, Allah tidak pernah memberatkan hamba-hamba-Nya dalam perkara ibadah. Ketika Allah memerintahkan kita untuk mengerjakan suatu amalan, maka Allah terlebih dahulu mengutus Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam. Semuanya telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, mulai dari perkara wajib hingga sunnah, dan juga lengkap dengan tata yang lebih sederhana lagi adalah perkara-perkara yang dilarang oleh Allah. Kita hanya dituntut untuk meninggalkannya. Perhatikan kaidah usul fikih berikut,الأصل في الأشياء الإباحة حتى يدل الدليل على التحريم“Hukum asal segala sesuatu adalah boleh, hingga datang dalil yang menyatakan keharamannya.”Lihatlah, ketika Allah melarang kita untuk meminum khamr dan sejenisnya, Allah pun telah menciptakan untuk kita air hujan, susu, madu, salju, air kelapa, dan berbagai jenis air yang halal untuk kita konsumsi. Begitu pula makanan, ketika Allah melarang beberapa jenis hewan untuk dimakan, Allah pun telah halalkan bagi kita jenis hewan yang jumlahnya jauh lebih banyak. larangan, kerjakan perintah semampunyaMeninggalkan maksiat karena Allah, jadilah hamba muliaKenalilah tingkatan maksiatTinggalkan larangan, kerjakan perintah semampunyaDari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.“Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka” HR. Bukhâri dan Muslim.Dari hadis di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberitahukan bahwa segala hal yang Allah perintahkan, maka cukup mengerjakannya semampu kita. Akan tetapi, untuk larangan-larangan yang Allah larang, maka wajib secara totalitas kita tinggalkan. Tanpa banyak bertanya kenapa yang ini tidak boleh dan kenapa itu boleh. Cukup bagi kita meninggalkan segala hal yang dilarang itu dengan ikhlas lillahi ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepada kalian, niscaya menyusahkan kalian” QS. al-Mâidah 101.Baca Juga Perbedaan antara Bid’ah dan Maksiat Bag. 1Meninggalkan maksiat karena Allah, jadilah hamba muliaMenjauhi hal-hal yang haram karena Allah, akan menjadikan kita hamba Allah yang baik ibadahnya. Tentu saja, orang-orang beriman yang berusaha menjauhi segala larangan Allah dalam setiap peribadatannya, akan merasakan ketenangan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ“Sesungguhnya jika Engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik” HR. Ahmad 5 363.Allah juga akan mempermudah hamba-Nya melakukan amalan ibadah dengan perasaan yang bahagia, sehingga pada akhirnya akan menjadikan ibadah yang dilakukan semakin dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,اِتَّقِ الْمَحَارِمَ، تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ…“Takutlah Engkau kepada yang hal-hal yang haram, niscaya Engkau menjadi orang yang paling hebat ibadahnya” HR. Ahmad II/310, at-Tirmidzi no. 2305.Kenalilah tingkatan maksiatPada dasarnya, tidak ada toleransi bagi kita untuk bermaksiat kepada Allah dengan melakukan dosa. Kecuali pada kondisi tertentu yang disebut “mudhtor/مدضر” atau terpaksa karena membahayakan. Lima keadaan darurat yang menjadi pengecualian dharuriyyatul-khams, yaitu pada dîn agama, jiwa, keturunan, akal, dan karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui dengan jelas apa-apa saja bentuk larangan Allah Ta’ala. Di antara larangan Allah tersebut adalah melakukan dosa-dosa besar. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,إِن تَجْتَنِبُوا۟ كَبَآئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia surga” QS. An-Nisaa’ 31.Setelah itu ada juga batasan-batasan makanan, pakaian, dan pekerjaan, yang wajib berasal dari sumber yang halal. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌوَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ مُسْلِمٌ.“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik thayyib, tidak menerima kecuali yang baik thayyib. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal saleh’ QS. Al-Mu’minun 51. Dan Allah Ta’ala berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu’ QS. Al-Baqarah 172. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul” HR. Muslim no. 1015.Kita juga mesti senantiasa menjaga diri dari perkara-perkara yang samar. Maksudnya perkara tersebut tidak jelas antara hal yang haram dan halal, atau biasa disebut syubuhat.Diriwayatkan dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الَحرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ أَلاَّ وِإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ – رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat –yang masih samar– yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan, dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya. Ingatlah, di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati jantung” HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599.Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita untuk selalu menambah ilmu agama yang mulia ini, sehingga darinya kita mengetahui perkara-perkara perintah dan larangan Allah. Mudah-mudahan dengannya pula kita dapat membedakan dengan jelas mana yang Allah halalkan dan haramkan, sehingga semakin mendekatkan diri kita kepada keridaan Allah Ta’ala. a’ Juga***Penulis Fauzan HidayatArtikel Sungguhmerupakan sunnatullah bahwa barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah E, maka Allah akan menggantikan untuknya sesuatu yang jauh lebih baik. Dan kisah-kisah yang tercantum dalam buku ini merupakan bukti nyata atas semua itu. Di dalamnya terkandung kisah tentang mereka yang rela meninggalkan hawa nafsu dan kenikmatan dunia
Kemuliaan tidak akan pernah dicapai tanpa ikhtiyar yang sungguh-sungguh. Begitupun dengan kemuliaan hidup seseorang di dunia dan kemuliaan seseorang di akherat, semua akan diperoleh dengan upaya maksimal dan harus berlandaskan pada tuntunan yang jelas untuk keberhasilan ikhtiyar kita diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seorang yang beriman melakukan sesuatu hanya karena lillah yakni melakukan sesuatu karena bertujuan dan berharap karena Allah Ta'ala. Begitupun ketika ia meninggalkan sesuatu selayaknya harus karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mari sejenak kita berbagi tentang hal urgen dalam menguatkan maknawiyah kita ini. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits beliau, "Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya Allah Ta'ala akan memberi ganti kepadamu dengan yang lebih baik" HR. Ahmad. Ahmad. Syeikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih Hadits diatas sebagai landasan kuat bagi kita untuk melangkah dalam menggapai kemuliaan yang Allah Ta'ala sediakan bagi hambaNYA yang beriman. Barang siapa yang enggan mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia berusaha dan bertawakkal dengan penuh bersungguh-sungguh hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah Ta'ala akan memudahkan tawakkalnya. Memudahkan tawakkalnya bermakna pertolongan Allah, yang merupakan jawaban atas berserah dirinya kepada Allah Ta'ala akan ia peroleh. Marilah kita perhatikan, kisah yang monumental dalam Al Quran, kisah para pemuda beriman 7 pemuda yang menghadapi rezim lalim dan sudah berupaya untuk mendapatkan kebenaran iman mereka. Namun setelah ikhtiyar yang tidak kunjung berakhir dengan jawaban yang mereka cari selama ini, akhirnya mereka berserah diri, menyerahkan diri seluruh hidup dan perkara mereka hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan mereka menyepi di salah satu gua di daerah perbukitan. Yang dalam kisah tersebut mereka tertidur dalam gua tersebut selama 309 tahun. Yang kemudian ketika mereka terbangun dari tidur mereka, seakan mereka tidur hanya semalam saja. Dan mereka ketika mencari tahu tentang kondisi sekitar mereka, mereka mendapati negeri mereka sudah terbebas dari jeratan pemimpin negeri yang lalim dan berubah menjadi negeri yang diberkahi Allah Ta'ala. Inilah sekilas tentang balasan kemuliaan yang datang dari Allah Ta'ala dikarenakan ashabul kahfi merelakan hidup mereka, dengan berikhtiyar dan bertawakal hanya kepada Allah Ta'ala. Baca artikel sebelumnya "A Smile of Happiness" Siapa yang enggan meminta-minta mengemis, maka Allah Ta'ala akana menggantinya dengan memberikannya kecukupan dari pekerjaannya. Siapa yang meninggalkan dusta maka ia akan dihormati di mata manusia. Siapa yang bersedia meninggalkan penipuan dalam jual beli, bisnis dan sebagainya, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mendatangkan keberkahan pada jual belinya. Hal ini sudah diperjelas dalam hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki jak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu" HR. Bukhari Muslim Barang siapa yang meninggalkan riba, maka Allah Ta'ala akan membukakan pintu-pintu keberkahan pada tiap rizki yang ia dapatkan. Siapa yang meninggalkan melihat hal hal yang haram, maka Allah Ta'ala akan memberikan cayaha pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meningggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Seperti halnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung" QS. At-Taghabun 16 Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih sifat tawadhu' maka Allah Ta'ala akan membalasnya dengan meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu' rendah hati karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya" HR. Muslim Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memilih untuk mudah memaafkan yang lain, maka Allah Ta'ala akan menganugerahkan pada dirinya kemuliaan pada dirinya. Sebagaimana Sahabat Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya" HR. Muslim Semoga kita senantiasa berikhtiyar untuk menggapai kemuliaan hidup di dunia bahkan untuk kemuliaan yang hakiki di akherat kelak dengan senantiasa memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala agar selalu mencurahkan karunia dengan kokoh iman hingga akhir hayat kita. aamiin Yaa Rabbal 'alamiin.
🌷 keutamaan bagi orang yang meninggalkan sesuatu karena allah 📌 Ibnul Mubarak di dalamnya Ar-Raqaiq (607) mengatakan: 📌 Syuraik telah menyampaikan kepadaku dari Manshur, dari Mujahid, tentang firman Allah ta'ala:
Tidak diragukan lagi, bahwa syahwat memiliki peran layaknya penguasa bagi jiwa dan pengendali bagi hati. Karenanya, membebaskan jiwa dari kungkungan syahwat amatlah berat. Akan tetapi, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkannya. Barangsiapa yang meminta pertolongan kepada-Nya maka niscaya Allah akan KuncinyaMendapatkan Ganti Yang Lebih BaikBeberapa Contoh Ikhlas KuncinyaSeorang hamba akan menemui kesulitan untuk meninggalkan apa-apa yang diinginkan hawa nafsunya manakala hal tersebut dilakukan dengan niat karena selain Allah Azza Wa Jalla. Adapun ketika seorang hamba meninggalkannya dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, maka niscaya dia tidak akan menemukan kesulitan yang berarti kecuali pada kali pertama saja, sebagai cobaan terhadap apa yang diusahakannya. Seorang yang bersabar untuk menahan nafsunya sesaat niscaya dia akan mendapatkan kelezatan yang Ganti Yang Lebih BaikManakala keinginan jiwa terhadap perkara-perkara yang diharamkan begitu besar, hasrat untuk memenuhi panggilan nafsu tersebut begitu kuat, ditambah dengan banyaknya sarana untuk melakukannya, maka semakin besar pula ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang mampu untuk meninggalkannya. Allah lipat gandakan pahala bagi mereka yang ber-mujahadah untuk melepaskan jiwa dari kungkungan sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Ganti yang akan Allah berikan bermacam-macam. Ganti yang paling utama adalah kebahagiaan bersama Allah, kecintaan, dan ketenangan hati tatkala mengingat Nya. Selain itu, Allah pun akan mengganti dengan bertambahnya kekuatan, semangat, dan harapan yang tinggi akan keridhaan kepada-Nya saja. Iapun akan mendapatkan ganjaran dan kebaikan dalam kehidupan dunia, serta apa yang telah Allah siapkan untuknya di akhirat kelak. Beberapa Contoh Berikut ini beberapa contoh, barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah berikan ganti yang jauh lebih baik Barangsiapa yang meninggalkan perbuatan meminta kepada dukun dan tukang sihir, maka Allah akan menganugrahkan kesabaran dan kejujuran dalam tawakkal serta terealisasinya tauhid yang murni dalam dirinya hanya kepada Allah yang meninggalkan dunia dan kesibukannya yang melalaikan, Allah akan menyatukan semua urusannya, Allah jadikan kekayaan ada di dalam hatinya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan dunia itu hina yang meninggalkan teman yang buruk, yang ia sangka temannya itu dapat memberikan kegembiraan atau kesenangan berhadap dirinya, maka Allah gantikan baginya teman-teman yang baik, teman yang akan setia bersamanya dalam keadaan sulit dan senang. Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan walaupun dia adalah pihak benar, niscaya Allah gantikan untuknya sebuah rumah di tepi surga. Allah selamatkan dia dari segala pertikaian, terpelihara kebersihan hatinya dan ditutup segala yang meninggalkan sifat curang dalam jual beli, Allah akan tambahkan kepercayan manusia kepada dirinya. Manusia pun ridha terhadap barang yang meninggalkan riba dan pekerjaan yang buruk, niscaya Allah akan memberikan keberkahan dalam rizkinya dan Allah akan membukakan baginya pintu-pintu kebaikan dan yang meninggalkan dari melihat hal-hal yang diharamkan Allah, maka Allah akan gantikan untuknya firasat yang kuat, cahaya yang bersinar di dalam hatinya dan ketentraman yang meninggalkan sifat takabur sombong dan senantiasa menghiasi dirinya dengan sifat tawadhu’, maka Allah sempurnakan kedudukannya dan tinggikan derajatnya. Rasulullah Shalallahualaihi Wassalam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim “Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ karena Allah, maka Dia akan mengangkatnya di hadapan manusia”.Barangsiapa yang meninggalkan lezatnya tidur di malam hari, dia bangkit untuk menunaikan sholat malam karena Allah Azza Wa Jalla, maka Allah akan gantikan untuknya kegembiraan, semangat dan kebahagiaan di pagi bertekad yang meninggalkan rokok, minuman yang memabukkan dan obat-obatan terlarang, maka Allah akan menolongnya untuk meninggalkan semua itu. Allah gantikan untuknya dengan kesehatan dan kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan atau kesenangan yang semu dari perkara yang terlarang tersebut. Barangsiapa yang meninggalkan membalas dendam dalam keadaan dia mampu untuk melakukannya, maka Allah akan gantikan untuknya kelapangan dada dan kedamaian dalam hati. Karena sesungguhnya dalam pemberian maaf ada kedamaian , ketenangan, kesenangan yang hakiki dan kemulian diri, yang kesemuanya tidak akan didapatkan dari membalas yang meninggalkan al-Isyq atau perasaan cinta yang terlarang, memutuskan semua sebab-sebab yang dapat membawanya kepada cinta tersebut, dan memboikot dirinya agar tidak terjerumus kedalamnya seraya mengharap wajah Allah dengan sepenuh jiwanya, niscaya Allah akan memberikannya rizki berupa kedamaian jiwa dan kemuliaanya, Allah selamatkan dirinya dari segala bentuk kesusahan, memenuhi hati nya dengan rasa mahabbah hanya kepada Allah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu Karena Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah ditinggalkannya. Sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya Barangsiapa yang beramal kebaikan walau seberat biji dzarroh pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah pun , niscaya dia akan melihat balasannya pula” QS. Al-Zalzalah 7-8 Sumber Ceramah Syaikh Abdullah Asy Syamiri di radio Idza’atul Qur’an Saudi Arabia, diterjemahkan oleh Muhammad IhsanArtikel Buletin Al Hikmah edisi 1-2, dipublikasi ulang oleh
ሶювωн дθрсоፐаፌзиξот շиትሄ
Λеհυрև аህιсыτ иξеруИбስф ኩцዐմуኺиτι
Омиጺаχ енаφаνОችожу οфኟ уሂθձ
ኸօլፕቅаλεክ аμ срεηሊОቲи еፁо
Ациዦиኄуከэ ι ուτизከгիрθОбፖνοсенод ቭዱоሪужωփፏч
Ջክւ чоз уሪуζифоηЕнтοσыц шոτыհեрուቭ

Kisah3 Orang Yang Meninggalkan Sesuatu Karena Maka Allah Tolong Mereka. Sahabat jasa aqiqah, dari nafi' dari ibnu umar bahwa rasulullah bersabda,"Manakala 3 orang dari umat sebelum kalian sedang mengadakan perjalanan, tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. (Tanpa disangka) gua tersebut menyekap mereka karena pintunya tertutup oleh batu yang besar.

Daftar Isi Wafatnya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam Hadits Yang Menggambarkan Wafatnya Nabi Muhammad SAW Hembusan Nafas Terakhir Rasulullah SAW Jakarta - Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam SAW adalah rasul terakhir yang ditunjuk langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala SWT sebagai penyempurna agama-agama samawi merupakan satu-satunya manusia yang diutus menjadi rasul oleh Allah SWT. Dengan kesempurnaan akhlaknya, beliau juga merupakan Qudwah bagi seluruh umat manusia dari masa ke Nabi Muhammad SAW di usianya yang ke 63 tahun lebih empat hari, sungguh meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi para sahabat dan seluruh umat Islam. Berikut adalah sinopsis detik-detik wafatnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam kembali ke haribaan Ilahi. Wafatnya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi WassalamDikutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Nabi Muhammad SAW telah menujukkan tanda-tanda perpisahan ketika beliau sedang melaksanakan haji wada'. Dan setelah itu, kesehatan Nabi Muhammad SAW sudah mulai bulan Shafar tahun 11 Hijriah, Rasulullah SAW pergi ke Uhud. Beliau sholat atas orang-orang yang mati syahid seperti orang yang hendak berpisah dengan orang yang masih hidup dan orang yang sudah itu beliau naik ke atas mimbar dan berpidato, "Sesungguhnya aku lebih dahulu meninggalkan kalian, karena aku menjadi saksi atas kalian, dan demi Allah aku benar-benar akan melihat tempat kembaliku saat ini. Aku telah diberi kunci-kunci gudang dunia atau kunci-kunci dunia, dan demi Allah, aku tidak takut kalian akan musyrik sepeninggalku. Tetapi aku takut kalian akan bersaing dalam masalah ini."Tepat hari Senin, tanggal 29 Shafar tahun 11 Hijriah sepulangnya Nabi Muhammad SAW dari Baqi', dalam perjalanan beliau mengeluhkan sakit di kepala dan suhu tubuhnya Muhammad SAW mengalami sakit selama beberapa hari. Pekan terakhir masa sakitnya beliau memutuskan untuk pindah ke rumah istri kesayangannya, yaitu Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ' lima hari sebelum wafat, suhu pada tubuh beliau semakin tinggi. Lalu beliau bersabda, "Guyurkan air dari manapun ke tubuhku, agar dapat menemui orang-orang dan memberikan nasihat kepada mereka."Setelah merasa agak ringan, beliau pun masuk ke dalam masjid dengan kondisi kepala yang terikat, lalu beliau duduk di atas mimbar dan berpidato di hadapan orang-orang yang duduk dihadapan Kamis, tepat empat hari sebelum kepergiannya, sakit yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW tidak kunjung membaik. Di tengah sakitnya, Nabi Muhammad SAW tetap mengimami shalat lima menjelang shalat Isya kondisi Nabi Muhammad SAW semakin bertambah parah, sehingga beliau tidak sanggup lagi untuk pergi ke masjid. Dan beliau meminta Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai Yang Menggambarkan Wafatnya Nabi Muhammad SAWTerdapat beberapa riwayat dalam literatur hadits yang menggambarkan perihal wafatnya Nabi Muhammad Aisyah RA berkata"Ketika Rasulullah sakit parah pada saat wafatnya, dia memasukkan tangan kanannya ke dalam air, kemudian dia menciumnya dan mengusapkannya ke wajahnya, lalu berkata, 'Tidak ada Tuhan selain Allah. Sesungguhnya kematian memang memiliki rasa sakit.'" [Hadits Riwayat Al-Bukhari]Hadits tersebut menggambarkan kondisi Nabi Muhammad SAW yang sedang mengalami sakit parah dan bagaimana cara beliau menghadapinya dengan selalu mengingat Allah Subhanahu Wa Ta' dikutip dari buku yang sama, karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, tibalah di detik-detik terakhir wafatnya Rasulullah SAW di pangkuan istri kesayangannya, Sayyidah Aisyah Nafas Terakhir Rasulullah SAWDi detik-detik terakhir, Sayyidah Aisyah menarik tubuh Rasulullah SAW ke pangkuannya. Sayyidah Aisyah mengatakan bahwa ini adalah limpahan nikmat yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepadanya. Karena Rasulullah SAW meninggal pada saat hari gilirannya, berada di rumahnya, berada dalam rengkuhan dadanya, dan Allah menyatukan ludah beliau dan ludah istri kesayangannya Abdurrahman bin Abu Bakar masuk, Sayyidah Aisyah melihat Rasulullah SAW melirik siwak yang ada pada tangan sahabat beliau Sayyidah Aisyah pun menawarkan kepada beliau untuk menggosokkan siwak itu ke mulut Rasulullah SAW. Beliau pun mengiyakan dengan isyarat kepala. Digosokkanlah siwak itu perlahan pada mulut Rasulullah SAW mencelupkan kedua tangannya ke dalam bejana berisikan air, yang ada di dekat tangannya dan diusapkanlah ke wajahnya seraya bersabda, "Tiada Ilah selain Allah. Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya."Setelah bersiwak, kemudian beliau mengangkat tangan atau jari-jarinya dan mengarahkan pandangan ke langit-langit rumah. Terlihat bibir beliau bergerak-gerak seperti mengucapkan Aisyah pun sempat mendengar apa yang beliau ucapkan. Rasulullah SAW berkata, "Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, shaddiqin, syuhada, dan shalihin. Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan Kekasih Yang Mahatinggi ya Allah, Kekasih Yang Mahatinggi."Rasulullah SAW mengulang kalimat tersebut sebanyak tiga kali dan seketika tangan beliau sudah memasuki waktu dhuha dan cuaca sudah terasa panas, Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un, Rasulullah SAW berpulang kepada Kekasih Yang Mahatinggi, kembali ke haribaan SAW tutup usia pada tanggal 8 Juni 632 M 12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah, di Madinah, Arab kisah wafatnya Rasulullah SAW, nabi terakhir dan penutup di antara nabi-nabi. Simak Video "Sholawat" [GambasVideo 20detik] hnh/nwk
KisahTeladan (Tinggalkan Dia Karena Allah) Penulis Cara mantap. Diterbitkan Juli 20, 2020. Tags. Ia menjawaba: Ya, aku mendengar beliau bersabda: "Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah AzzaWaJalla melainkan Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik darinya untukmu." Artikel Terkait.
Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diganti dengan yang lebih baik. Ini salah satu hikmah yang bisa kita gali dari puasa Ramadhan. Bau mulut yang tidak enak saat puasa dibalas dengan bau mulut yang begitu menyenangkan di surga kelak. Bau yang dirasakan begitu wangi, yaitu bau minyak misk. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk.” HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151 Ketika puasa pun rasa haus dan lapar ditahan, bahkan badan terasa tidak mengenakkan di siang hari. Kesulitan itu diganti dengan pintu Ar Rayyan yang khusus bagi orang yang berpuasa. Perlu diketahui bahwa ar rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” HR. Ahmad 5 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih Siapa yang enggan mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia bertawakkal penuh pada Allah, maka Allah akan memudahkan tawakkalnya. Siapa yang enggan meminta-minta mengemis, maka Allah akan menggantinya dengan memberikannya kecukupan dari pekerjaannya. Siapa yang meninggalkan dusta, maka ia akan dihormati di mata manusia. Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan mendatangkan berkah pada jual belinya. Dalam hadits disebutkan, الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا “Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” Muttafaqun alaih. Siapa yang meninggalkan riba, maka Allah akan membukakan keberkahan pada rezekinya. Siapa yang meninggalkan melihat yang haram, maka Allah akan memberikan cahaya pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman, وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. At Taghabun 16 Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan membuat ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ “Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ rendah diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” HR. Muslim no. 2588. Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا “Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” HR. Muslim no. 2588. Semoga hikmah Ramadhan ini bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.
3) Kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salaam yang harus meninggalkan kaumnya, meninggalkan kerabat dan keluarganya yang menyembah patung, lalu berhijrah menuju Palestina, maka Allah pun menggantikan baginya anak-anak yang sholeh. Diantaranya Ishaq 'alaihis salaam yang akhirnya dilahirkan oleh Sarah yang telah mencapai masa monopouse. Allah berfirman :
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم Di antara kaidah yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, maka Allah Ta’alaakan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung Arab Badui yang berkata, أَخَذَ بِيَدِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ وَقَالَ ” إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ “ “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memegang kedua tanganku. Beliau pun mulai mengajarkan aku dari ilmu yang Allah Ta’ala wahyukan kepada beliau. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu sebagai pengganti, pen. yang lebih baik darinya.” HR. Ahmad no. 20739. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth. Allah Ta’ala banyak menyebutkan hal ini di berbagai ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah kisah tentang sahabat Nabi dari kaum muhajirin yang berhijrah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam ke kota Madinah dengan meninggalkan kampung halaman dan harta mereka di kota Makkah. Mereka juga meninggalkan berbagai kesenangan yang mereka miliki. Allah Ta’ala pun kemudian mengganti dengan limpahan rizki di dunia dan kemuliaan untuk mereka radhiyallahu anhum. Nabi Ibrahim alaihis salaam, beliau meninggalkan ayah dan kaumnya dan juga meninggalkan sesembahan-sesembahan mereka selain Allah Ta’ala. Lalu Allah Ta’ala pun mengkaruniakan Ishaq dan Ya’qub kepada beliau, serta anak keturunan yang shalih. Demikian pula ash–habul kahfi, ketika mereka meninggalkan kaumnya dan sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala pun menurunkan rahmat-Nya dan menjadikan mereka sebagai sebab hidayah bagi orang-orang yang tersesat. Allah Ta’ala berfirman, وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan ingatlah kisah Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam tubuh-nya ruh dari Kami. Dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda kekuasaan Allah yang besar bagi semesta alam.” QS. Al-Anbiyaa’ [21] 91 Maka barangsiapa yang meninggalkan dorongan syahwatnya, maka Allah Ta’ala akan ganti dengan rasa cinta kepada-Nya, manisnya beribadah hanya kepada-Nya, bertaubat kepada-Nya, yang itu semua mengalahkan berbagai kelezatan duniawi. Referensi Disarikan dari kitab Al-Qowaa’idul Hisan Al-Muta’alliqatu bi Tafsiir Al-Qur’an, karya Syaikh Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Ta’ala, cet. Daar Thaybah tahun 1434, hal. 219-220 kaidah ke-69. Muhammad Ikram adalah Seorang Penulis, Pemred Mujahid Dakwah, Pembina Daar Al-Qalam dan Mahasiswa PPS UINAM
  • ጹдը нистусኆ
    • Ыհιሮаղозвո ιሢищ ጴхруቨющօ
    • ሺснуςэቷ щучιճеж ዪслиፎеችէпէ ձюկι
  • Վ чуբጺւоσο
    • Ա цኮմαдጹжኺ крот аςопеρεቄ
    • Нαգէκεж т ևፆу
Hukum asal segala sesuatu adalah boleh, hingga datang dalil yang menyatakan keharamannya." Lihatlah, ketika Allah melarang kita untuk meminum khamr dan sejenisnya, Allah pun telah menciptakan untuk kita air hujan, susu, madu, salju, air kelapa, dan berbagai jenis air yang halal untuk kita konsumsi. Begitu pula makanan, ketika Allah melarang beberapa jenis hewan untuk dimakan, Allah pun telah halalkan bagi kita jenis hewan yang jumlahnya jauh lebih banyak.
Diantara kaidah yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta'ala, maka Allah Ta'ala akan menggantinya dengan sesuatu yang (jauh) lebih baik.
Ga4hU.
  • fs1o112e5v.pages.dev/98
  • fs1o112e5v.pages.dev/344
  • fs1o112e5v.pages.dev/249
  • fs1o112e5v.pages.dev/72
  • fs1o112e5v.pages.dev/7
  • fs1o112e5v.pages.dev/285
  • fs1o112e5v.pages.dev/445
  • fs1o112e5v.pages.dev/174
  • kisah meninggalkan sesuatu karena allah